Thursday, December 15, 2011

Apa itu Kesuksesan?

Definisi Kesuksesan
Dalam mengartiakan kesuksesan pada setiap orang akan berbeda-beda, sehingga arti dari pada keuksesan itu relatif. Bagi seseorang, ia berarti menjadi peribadi yang bersemangat, bagi orang lain bisa berarti memiliki rumah bagus dan kehidupan rumah tangga yang bahagia, sedangkan bagi yang lain kesuksesan berate menjadi sangat kaya dan berkuasa.

 Kesuksesan kata dasarnya dari kata sukses, yang artinya adalah pencapainyan yang Anda dapatkan sesuai dengan yang Anda harapkan. Atau, sukses adalah tercapainya tujuan yang Anda tetapkan.
Kesuksesan juga bermakna tercapainya cita-cita yang diidam-idamkan melalui optimalisasi kemampuan kreatif. Kesuksesan adalah akhir menyenangkan dari segala sesuatu yang diupayakan. Bisa juga bermakna perolehan terhadap apa yang paling Anda inginkan dari hidup.
Namun demikian, setiap orang akan bersepakat bahwa kesuksesan meliputi hal-hal berikut: terbebas dari rasa takut, khawatir, gelisah, frustasi, kegagalan, dan kemiskinan. Pencapaian atas kebahagiaan, kesehatan, ketenangan pikiran, cinta, harga diri, kehrmonisan rumah tangga, dan ketercukupan finansial.
Dalam Islam sendiri bahwa kesuksesan di samping pengertian yang di atas juga mendapat ridha Ilahi. Sehingga dua kesuksesan yang dicapai yaitu kesuksesan di dunia dan kesuksesan di akhirat. Artinya dalam meraih kesuksesan tersebut tidak hanya semata-mata mengejar kesuksesan dunia saja, sementra akhiratnya dilupakan. Karena Islam sendiri memerintahkan untuk mengejar kebahagiaan dunia seolah-olah akan hidup selmanya dan ahkiratnya juga seolah-oleh kamu akan mati besok. Sebagaimana yang ditakwilkan oleh Ibnu Umar dari ayat ke-77 surat Al-Qasas, yaitu:
“Berusahalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup abadi, dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-oleh kamu akan mati besok.”
Dari hadis tersebut sudah jelas bahwa yang dinamakan kesuksesan yang sejati dan tanpa batas adalah sukses dunia dan ahirat. Sehingga apapun bentuk kesuksesan di dunia ini adalah tetap tidak akan melupakan akhiratnya. Artiya bahwa segala kesuksesan tersebut dimanfaatkan untuk beribadah kepada Allah Swt. Seperti halnya Anda diberi kesehatan itu semata-mata untuk beribadah, atau diberi harta yang banyak, maka harta tersebut semata-mata untuk beribadah kepada Allah, yaitu dengan cara banyak bersedekah, membantu kaum fakir-miskin, dan lain sebagainya. Karena bagiamana pun semua manusia hidup di dunia ini pasi akan kembali kepada-Nya.
Pada dasarnya setiap orang bisa sukses. Artinya Anda terlahir untuk menang, untuk merasakan sehat, gembira, pikiran tenang, yakin, dan kaya. Mengalami yang demikian itu berarti turut merasakan kesenangan-kesenangan hidup. Anda terlahir bukan untuk merasakan sakit, takut, khawatir, kesepian, miskin atau kegagalan apapun selama sepanjang hidup. Terus mengalami kegagalan bearti mengingkari tujuan sejati Tuhan atas Anda; kehidupan yang melimpah, menyenangkan, sehat dan kreatif.

Hakekat Kesuksesan
SUKSES merupakan kata yang enak didengar dan nyaman dirasakan. Kata ini pulalah yang diimpikan oleh semua orang. Sukses tidak hanya secara materi tetapi lebih dari itu. Terjaga kesehatan, keluarga harmonis, mempunyai peran sosial yang tinggi, mempunyai sikap mental dan rohani yang kuat adalah bagian dari kesuksesan. Dan kesuksesan adalah hak setiap orang yang mau berusaha.
Tampaknya penulis harus memulai poin ini dengan memahami hakikat keuksesan. Sebagian pembaca mungkin merasa nggak ngeh dengan pembahasan ini, sebab semua orang tahu mengenai makna sukses itu sendiri telah jelas dan tidak perlu untuk dicari hakekatnya. Apalagi buku ini telah mengatakan bahwa kesuksesan yang dimaksud adalah kesuksesan sejati.  
Walaupun demikian, tentu saja penulis akan mengatakan bahwa kekuatan Energi – sebagaimana landasan pemanfaatan energi; yakin, niat, usaha, dan tawakal – dalam meraih kesuksesan sejati atau tanpa batas bukanlah dimaksudkan untuk menciptakan orang menjadi benar-benar sukses tanpa batas yang jelas. Misalnya, dengan sungguh-sungguh memanfatkan Energi, Anda memuluai membuahkan usaha di bidang komputer, misalnya.
Menurut Anda, peluang untuk mebuka usaha ini – di tempat Anda – demikian menjanjikan. Akan membuka usaha jual beli komputer, programan, maupun servis komputer. Dengan memanfaatkan energi – yang berpatokan pada empat landasan tersebut –, insya Allah, usaha Anda ini benar-benar berkembang. Tetapi layakah hal seperti itu dikatakan sukses?
Di sinilah muncul persoalan sehingga mengharuskan penulis berkwajiban membahas tentang hakikat kesuksesan.
Jika dalam membuka usaha komputer itu sapai berkembang, maka selamanya tidak akan pernah kaya apabila ukuran kekayaan dibandingkan dengan Bill Gates. Dan juga tidak akan sesukses Bill Gates dengan usaha yang sama dengannya, walaupun Anda merasa berhasil dengan usaha ini.
Begitu juga dengan usaha yang lainnya, seperti membuka usaha ayam goreng, bengkel mobil, sepeda motor, dan lain sebagainya. Kesuksesan dalam bidang wirausaha dengan usaha yang sejenis dengan orang lain, tetntu saja orang lain yang telah mendahuluinya yang mengalami kesuksesan, maka orang tersebut akan lebih sukses dari pada diri kita.
Apabila melihat orang lain yang telah melakukan usaha dan ternyata mereka telah mengalami kesuksesan. Sedangkan diri kita mulai usaha sama dan meraih kesuksesan tetapi tidak sebanding dengannya. Kemudian terjebak pada sikap dan perilaku yang buruk dan jahat disebabkan keinginan diri sendiri untuk mengejar tingkat kesuksesannya, maka pada saat itulah diri kita telah digerakan hawa nafsu, bukan oleh energinya sendiri. Sementara apabila hawa nafsu yang menguasai diri, maka dalam meraih kesuksesan tersebut akan gagal dan sia-sia.
Percayalah ketika Boenergi dimanfaatkan dengan baik, seberapapun kesuksesan yang didapat, hal itu tidak akan pernah membuat lupa diri dan lupa daratan. Tidak seperti orang yang tidak memanfaatkan Boenergi yang lupa diri dan lupa daratan untuk terus-menerus mengejar-ngejar kesuksesan diri tanpa memiliki kepuasan sedikit pun.
Kekuatan Energi sesungguhnya akan mendorong diri semdiri untuk selalu mensyukuri nikmat-nikmat yang diberikan Allah Swt kepada diri sendiri. Inilah sesungguhnya kesuksesan yang sejati dan tanpa batas yang tidak dimiliki oleh siapa pun juga. Dan lihatlah sekeliling kita bahwa masih banyak orang yang belum meraih kesuksesan baik secara materiil maupun spiritual. Sedangkan diri sendiri – atas ridha Allah Swt – telah mampu meraih kesuksesan.
Di samping itu, kesuksesan yang telah dianugrahi Allah – berupa kesuksesan memperoleh kekayaan, kesehatan, dan kesuksesan-kesuksesan lainnya – kepada setiap orang telah mempunyai kapasitas masing-masing dan kapasitas tersebut akan berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Karena Allah Maha Tahu atas segala-galanya.
Itulah hakekat kesuksesan yang sejati yang sesungguhnya, kesuksesan yang diraih bukan hanya keuksesan dalam memperoleh kekayaan, juga memperoleh kesehatan, ketenangan jiwa bebas dari rasa iri dan dengki. Sehinga pada akhirnya akan meraih kesuksesan spiritual juga, yaitu dengan mendapat ridha Allah Swt.

Sumber:

Chairuddin Hadhuri SP, Klasifikasi kandungan Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press, 1994.
Musthafa Khamal Pasha, Qalbun-Salim: Hiasan Hidup Muslim Terpuji, Jakarta: Citra Karya Mandiri, 2002.
Syaiful M. Maghsri, Kecerdasan Bioenergi: Jalan Spiritual Menuju Kesembuhan, Yogyakarta: BE Press, 2004.
Ruqaiyah Waris masqood, Harta dalam Islam: Panduan Al-Qur’an dan Hadist dalam Mencari dan Membelanjakan Harta dan Kekayaan, Jakarta: Lintas Pustaka, 2003.
Hadarah Rajab, Akhlak Sufi: Cermin Masa Depan Umat, Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima, 2003.
Abdullah Lam bin Ibrahim, Fiqih Finansial, diterjemahkan oleh Abu Sarah dan Taufiq Khudlori Stiawan, Solo: Era Intermedia, 2005.
Brian Adams, Anda Terlahir untuk Sukses, diterjemahkan oleh Maufur, Yogyakarta, Cinta Pena, 2004.
Bambang Sumantri, Jalan Kesuksesan Hidup, ttp: Progress Group, tt.
Ensiklopedi Islam, Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, cetakan 2 Jakarta, Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994

No comments:

Post a Comment